Transformasi ATR/BPN Kanwil Diy Menuju Era Digital

Percepatan PTSL membutuhkan support dari sebuah terobosan, salah satunya penggunaan teknologi serta aplikasi berbasis digital. Tanpa adanya program percepatan, dibutuhkan waktu sangat lama untuk menerbitkan sertifikat hak atas tanah. Selain teknologi, juga dibutuhkan peran serta masyarakat sebagai bentuk partisipasi. “Kami, selaku pelaksana kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), diberikan arahan supaya menggunakan Information Technology (IT).Transformasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) Menuju Era Digital menjadi tema besar dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tahun 2019 yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 6-8 Februari 2019”, ujar Tri Wibisono, ST. MT, Kepala Kantor Wilayah ATR/BPN DIY.

"Jika kami selaku pemangku dan pelaksana tugas di lapangan tidak bergerak cepat, maka Indonesia akan ketinggalan. Dijabarkan bahwa visi Kementerian ATR/BPN tahun 2025 adalah terwujudnya Kementerian ATR/BPN Menjadi Institusi Pengelola Pertanahan dan Tata Ruang yang berstandar dunia. Untuk menuju ke sana, kita akan menerapkan tujuh pilar. Ketujuh pilar tersebut, yaitu seluruh tanah di Indonesia harus didaftarkan, memaksimalkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), peningkatan sumber daya manusia menuju birokrasi berstandar dunia, dan Kementerian ATR/BPN harus menjadi pusat informasi pertanahan dan tata ruang. Kemudian mewujudkan Kantor Pertanahan modern dengan memberikan produk pertanahan dan tata ruang berbasis elektronik, meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 10 kali dengan layanan informasi pertanahan sebagai basis penerimaan negara, serta memberlakukan stelsel positif atau asuransi pertanahan untuk mengatasi kerugian masyarakat akibat sengketa pertanahan. Maka dari itu, tahun 2019 ini Kementerian ATR/BPN akan melakukan banyak perbaikan," kata Tri Wibisono.

“Dalam hal pelayanan pertanahan, terus kami lakukan beberapa terobosan, yakni akan melakukan digitalisasi warkah, meluncurkan layanan online terkait hak tanggungan dan roya, serta penyiapan sertifikat tanah 1 lembar. ATR/BPN akan mengutamakan kepuasan masyarakat serta menerapkan Zona Integritas di seluruh kantor pertanahan," tutur Tri, sapaan akrabnya.

Bahwa saat ini telah dibuat aplikasi antara lain Smart PTSL, Santri PTSL, serta Pengumpul Data Tanah (Puldata). Saat ini teknologi yang digunakan adalah Global Navigation Satellite System Real Time Kinematic (GNSS RTK). Sebanyak 640 set atau 1.280 unit alat sudah diserahkan ke Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan di seluruh Indonesia. "Penyediaan alat ukur ini meningkatkan kapasitas petugas ukur di lapangan," ujar Tri. Selain dua hal tersebut, petugas juga dapat menggunakan pengembangan aplikasi untuk membantu percepatan PTSL. "Saat ini tersedia berbagai macam aplikasi untuk pengumpulan data spasial, dengan berbagai kelebihan masing-masing, salah satu aplikasi tersebut adalah SMART PTSL," imbuhnya.

Untuk DIY sendiri, Kanwil ATR/BPN sendiri sudah menindaklanjuti arahan dari Rakernas tersebut, yakni dengan Rakerda yang sudah dilakukan di 27-28 Februari 2019 lalu, yang mengusung tema "Membangun Pelayanan Prima Menuju DIY Lengkap di Era Digital". Dalam rakerda tersebut dihasilkan sebuah rumusan serta langkah-langkah yang harus segera di laksanakan untuk wilayah DIY. Meliputi pencanangan Zona Integritas, menata warkah-warkah, arsip, naskah serta dokumen pertanahan secara digital yang dapat diakses dengan beberapa aplikasi, yakni LARIS (Layanan Rakyat Istimewa Sertipikat Tanah), Aplikasi SIAP (Sistem Informasi Arsip Pertanahan) serta Aplikasi Smart PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap) yang berguna untuk mempermudah pelayanan publik,” papar Tri.

Dan pada awal Maret 2019, Kantor Wilayah BPN Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan kegiatan Pelatihan SMART PTSL dengan mentor dari Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta. Yang dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah BPN DIY, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, dengan peserta para Kepala Seksi dan Kepala Subseksi di lingkungan Bidang Infrastruktur Pertanahan, juru ukur, Asisten Surveyor Kadastral dan pihak ketiga pemenang lelang pengukuran se - Kanwil BPN DIY.

Aplikasi SMART PTSL ini dibuat oleh para Taruna Diploma IV STPN yang digunakan sebagai sarana pendukung dalam pengumpulan data spasial dan data tekstual. Aplikasi SMART PTSL merupakan aplikasi untuk memudahkan pengolahan data petugas ukur dalam pembuatan gambar ukur. Aplikasi ini bisa menghasilkan daftar yang bisa digunakan untuk menge-link-kan data fisik dan data yuridis sehingga memudahkan dalam pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Diberikan pula Pembekalan dan Pelatihan Aplikasi SANTRI PTSL. Aplikasi SANTRI (Sistem Entri Data Terintegrasi) merupakan suatu aplikasi berbasis Android yang digunakan untuk pengumpulan data yuridis dan memudahkan dalam pengolahan data. Aplikasi SANTRI PTSL ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu strategi percepatan pelaksanaan PTSL 2019. Acara tersebut diikuti oleh seluruh Ketua Panitia Ajudikasi Kantor Pertanahan Wakil Ketua II, Sekretaris Panitia Ajudikasi dan Admin KKP masing-masing Kantor Pertanahan.

“Dengan program PTSL ini diharapkan seluruh bidang tanah di Indonesia segera dapat terdaftar dan bersertifikat. Diharapkan dengan penggunaan aplikasi berbasis teknologi ini, program PTSL bisa terpenuhi, yakni pendaftaran 9 juta bidang tanah itu dapat diselesaikan pada tahun 2025,” pungkas Tri Wibisono menutup perbincangan. Wahyu Pras-red

Kementrian Agraria
dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional

Kanwil DIY : Jalan Brigjend Katamso
(Komplek THR),Mergangsan,
Kota Yogyakarta 55152

Telp. (0274) 377747
Fax. (0274) 374674
email: diy@bpn.go.id
http : //diy.atrbpn.go.id/