Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Sensasi Atmosfir NJAWANI Omah Sinten Heritage & Resto Solo

    Omah Sinten Heritage & Resto Solo
    Sudut kolam dengan relief batu alam
    Area resto dengan furnitur kayu klasik
    Bale Subawiyata sebagai cinema room
    Kamar tidur double bed dengan sentuhan unsur Jawa

    Nama Pura berasal dari bahasa Jawa artinya Istana atau Kerajaan. Pura Mangkunegaran di kota Solo selain kaya akan sejarahnya juga terkenal dengan perpaduan arsitektur Jawa dan Eropa pada bagian interior hingga ornamen-ornamen di beberapa sudutnya. Setelah melewati pintu gerbang utama istana, anda juga dapat melihat pamedan, sebuah tempat pelatihan prajurit pasukan Mangkunegaran. Di halaman Pura Mangkunegaran ini pun terdapat gedung kecil bergaya Belanda yang bertuliskan Kavalerie-Artilerie yang dahulunya merupakan sebuah tempat latihan para pasukan berkuda.

    Sebuah bangunan yang 'njawani ', cantik, dan memancarkan aura Solo yang kuat tampak di ujung koridor Ngarsapura. Bersanding dengan bangunan-bangunan modern di sekitarnya, Omah Sinten Heritage Hotel & Resto tetap gagah tanpa hanyut dalam derasnya arus modernitas yang menembus setiap lini. Menjadi benang merah diantara Pura Mangkunegaran dan Pasar Antik Triwindu yang terletak di koridor Ngarsapura sebagai kawasan budaya, di bawah besutan tangan dingin H. Slamet Rahardjo, Omah Sinten berpijar dengan cahayanya sendiri. Omah Sinten menjaga 'rumah' budaya Jawa yang semakin dewasa ini malah menjadi tamu di kota sendiri. “Sebelum kawasan ini menjadi kawasan budaya, koridor Ngarsapura, Walikota (Joko Widodo) dan Wakilnya (FX. Hadi Rudyatmo) mempunyai gagasan untuk membuat daerah Mangkunegaran ini sebagai kawasan budaya. Dengan pasar antik Triwindu dan Pura Mangkunegaran sebagai porosnya. Kami yang mempunyai lahan di sini juga berpikir untuk mendukung program tersebut. Karena akan dibuka sebagai kawasan budaya, kami memikirkan bisnis yang berkaitan dengan budaya juga. Dalam bayangan kami, menyambungkan antara Triwindu dan Mangkunegaran di tengah-tengah kota tentu masyarakat rindu akan sesuatu yang 'hilang' di masa lalu. Sarat bangunan serba modern, bagaimana memunculkan sesuatu masa lalu tetapi menjadi gaya hidup kekinian. Akhirnya ketemulah konsep dasar heritage hotel dan restoran,“ ungkap Hery Siswanto, General Manager Omah Sinten Heritage Hotel & Resto.

    Hotel yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 34-54 Ngarsopuro, Solo tersebut menawarkan pengalaman menginap dalam balutan dengan nuansa Jawa yang begitu kental. Nampak dari fasad depan Omah Sinten, bangunan Joglo menjadi konsep utama hotel yang dibalut dengan rimbunnya pepohonan pada sisi area depannya. Pada bagian depan terdapat sebuah bangunan pendopo Bale Mangundriyo dengan material kayu Jati lawas yang dibangun sejak tahun 1930. Pendopo tersebut difungsikan sebagai lounge bagi tamu yang menginap sekaligus area resto Omah Sinten. Unsur kayu dan batu mendominasi area pendopo dan di sekelilingnya, membuat sebuah perpaduan nuansa klasik dan alami yang begitu cantik. Beberapa table set kayu klasik nampak tertata di segala sudut area pendopo sebagai fasilitas bagi tamu. Terdapat satu table set asli peninggalan dari Sultan Pakubuwono X yang tertata di area pendopo tersebut. Sisi penerangan pendopo menggunakan lampu gantung kuno yang semakin memperkuat konsep yang diusung. “Pada sisi depan area pendopo, kami memiliki sebuah mini stage yang diberi nama Panggung Gesang. Setiap Senin Wage kami rutin mengadakan pertunjukan keroncong yang bekerja sama dengan keluarga Gesang di panggung tersebut sebagai hiburan untuk tamu dan masyarakat umum, sekaligus upaya kami untuk melestarikan kebudayaan Jawa,” papar Hery.

    Melangkah menuju bangunan utama hotel yang mulai beroperasi sejak tahun 2010 tersebut, nuansa Jawa terasa lebih kental dengan arsitektur dan dekorasi yang diaplikasikan. Pada salah satu sudut ruang terbuka terdapat sebuah fountain dengan dinding batu alam yang diberi nama Tirta Pagesangan atau berarti air kehidupan. Tatanan batu alam membentuk sebuah Kayon atau gunung yang disimbolkan sebagai alam kehidupan. Tepat pada sisi bawahnya terdapat sebuah kolam ikan dengan tatanan batu alam yang menghadirkan nuansa natural. Bersanding dengan fountain tersebut, terdapat sebuah pawon atau dapur dengan konsep terbuka yang didominasi oleh unsur kayu dan batu. Bukan hanya desain arsitekturnya yang klasik, namun juga hidangan yang dihasilkan merupakan menu tradisional yang dihidangkan bagi tamu yang menginap maupun pengunjung resto.

    Memasuki bangunan utama Omah Sinten dengan 3 lantai tersebut, terdapat sebuah meja resepsionis tepat pada entrance room menuju area kamar hotel. Pada sisi belakang dari meja resepsionis terdapat sebuah tangga dengan dekorasi klasik menuju lantai atas area kamar. Setiap sudut area tangga terdapat beberapa karya seni berupa relief dinding yang bercerita tentang Candi Sukuh yang merupakan tempat pemujaan pada masa akhir kerajaan Majapahit. Sosok empu Bhima, Ganesha, dan Arjuna nampak jelas pada relief tersebut, ditambah dengan cahaya kekuningan dari lampu yang digunakan membuat nuansa di dalamnya begitu hangat. “Hotel ini memang didirikan dari idealisme dan kecintaan owner tentang kebudayaan Jawa. Maka tidak heran kalau di setiap sudutnya terdapat karya seni bernuansa njawani' yang merupakan barang-barang koleksi pribadi dari beliau (owner –red). Ya bisa dibilang hotel ini juga sekaligus sebagai galeri koleksi milik owner,” imbuh pria asli Karanganyar tersebut.

    Omah Sinten Heritage Hotel & Resto memiliki total 10 kamar yang menyuguhkan interior Jawa klasik, berpadu dengan kenyamanan teknologi modern di dalamnya. Konsep green living dihadirkan dari penggunaan furnitur klasik yang berasal dari recycle wood seperti kursi, ranjang tidur, dan almari pakaian. Pada langit-langit kamar diberikan sentuhan kain batik khas Solo yang memberikan kesan mewah di dalam kamar. Sisi dekorasi klasik makin lengkap dengan aplikasi tegel motif pada lantai kamar tidur bernuansa kecoklatan. Bathroom juga tetap mempertahankan dekorasi klasik dengan penggunaan material kayu dan batu alam, namun menggunakan fasilitas modern seperti shower dan wastafel untuk menunjang kenyamanan tamu yang menginap. Pada sisi depan area kamar, terdapat sebuah balkon dengan table set klasik yang dapat digunakan tamu untuk bersantai sembari menikmati view Istana Mangkunegaran.

    Selain menawarkan hotel dan resto, Omah Sinten juga memiliki fasilitas berupa cinema room yang diberi nama Bale Subawiyata. Ruangan berukuran 14x4 meter tersebut merupakan satu-satunya di Solo dengan layar dan sound system berstandar bioskop. Bale Subawiyata sering digunakan untuk acara pemutaran film budaya, seminar, maupun presentasi. “Beberapa komunitas pernah bersama-sama menikmati film budaya tentang Solo dan berdiskusi di sini. Selain komunitas, ruangan ini pernah digunakan perusahaan perfilman dan sineas seperti Garin Nugroho. Menyambung cita-cita Pak Slamet, saya rasa wajar apabila beliau ingin mengabadikan sejarah dan budaya Solo dalam bentuk film, karena diruangan ini beliau ingin menepuk dada dan dengan semangat menyatakan bahwa inilah Soloku dengan adat budaya Jawa yang kental dan tak akan lekang dimakan roda zaman,” ujar Hery.

    Fasilitas lain yang disediakan oleh Omah Sinten Heritage Hotel & Resto yaitu meeting room bernama Bale Manguncipto. Dengan bangunan Limasan berkapasitas hingga 60 orang tersebut dapat digunakan sebagai tempat pertemuan, gathering, private dinner, hingga acara tematik lain sesuai kebutuhan. Satu hal yang menarik dari Bale Manguncipto, yaitu ruangan ini dulunya pernah digunakan untuk melangsungkan kesepakatan antara 2 raja Surakarta. “Dengan idealisme yang tinggi dari owner terhadap Omah Sinten, memang segmen tamu yang menginap di sini adalah wisatawan luar kota dan mancanegara yang memang ingin merasakan sensasi kebudayaan Jawa. Biasanya full booked ketika masa liburan datang dan ketika ada event kebudayaan di Solo. Untuk harga kamar yang ditawarkan mulai dari 500 hingga 700 ribu rupiah per malamnya. Harga tersebut sudah include sarapan dan penjemputan dari bandara atau stasiun terdekat,” pungkas Hery mengakhiri perbincangan. Farhan-red/b>

    Omah Sinten Heritage & Resto Solo
    Jalan Diponegoro No. 34-54
    Ngarsopuro, Solo
    (0271) 641160
    IG. Omahsintensolo
    web : www.omahsinten.net

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain