Pemanfaatan Ruang Sisa dalam Rumah
Ruang sisa merupakan ruang-ruang yang kehadirannya tidak disangka yang biasanya tercipta akibat adanya penambahan-penambahan ruang fungsi pada rumah sehingga ruang terbuang ini tidak dapat digunakan atau tidak memiliki fungsi. Ruang-ruang sisa yang hadir dalam rumah ini pada akhirnya hanya menjadi pojokan tempat menumpuk barang atau bahkan menjadi ruang kosong. Dalam artikel ini akan diulas 2 (dua) jenis ruang sisa yaitu ruang loteng dan ruang bawah tangga. Dengan sedikit desain dan penataan yang tepat, maka ruang sisa ini akan berfungsi dan menghadirkan suasana berbeda di rumah Anda.
Ada beberapa langkah yang dapat dipersiapkan sebelum melakukan penataan pada ruang sisa. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
Sebelum membuat desain di ruangan kosong tersebut, Anda dapat melihat situasi dan kondisi ruangan sehingga Anda dapat menentukan akan digunakan sebagai apa ruangan itu nantinya. Sesuaikan fungsi ruang yang akan Anda desain dengan kondisi yang ada, jangan sampai salah fungsi karena akan mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pengguna.
Apabila Anda sudah menganalisis kondisi ruangan tersebut, langkah selanjutnya adalah menentukan kegunaan ruangan tersebut yang nantinya akan mempengaruhi desain interiornya. Meskipun kebanyakan ruangan sisa tidak memiliki luasan yang cukup besar namun dengan penataan yang baik dan pemilihan interior yang tepat ruangan tersebut akan tetap dapat dipergunakan dan tidak terlihat sempit.
Langkah terakhir yaitu mendesain ruangan. Desain ruangan dengan furnitur multifungsi. Ruang sisa biasanya memiliki luasan yang tidak terlalu besar, sehingga desain furnitur sangat berperan dalam maksimalisasi penggunaan ruangan tersebut. Buat suasana ruang yang berbeda dengan ruang-ruang lain, gunakan warna cerah dan terang agar memberikan kesan luas pada ruang sisa.
Sebagai contoh pemanfaatan ruang sisa seperti loteng, banyak negara di Benua Eropa yang memanfaatkannya sebagai ruang keluarga, ruang bermain anak bahkan sebagai kamar tidur.
Namun yang harus diperhatikan dari ruang sisa ini adalah tingkat kemiringan atap dan ketinggian atap. Usahakan ketinggian dan kemiringan atap tetap nyaman digunakan oleh manusia terutama ketika berdiri.Sedangkan untuk area bawah tangga, beberapa orang memanfaatkannya untuk melakukan aktifitas maupun untuk menempatkan barang dibawahnya. Desain yang seadanya cenderung membuat tampilan bawah tangga terkesan berantakan, namun bila kita menata tempat tersebut dengan baik, ruangan kecil dibawah tangga itu dapat menjadi salah satu point of interest dirumah Anda. Ruang dibawah tangga biasanya memiliki luasan yang tidak seberapa namun dengan penataan yang baik, ruangan tersebut tetap dapat dipergunakan, sebagai penyimpan buku ataupun tempat untuk bermain anak yang tentunya akan menggunakan material aman.
Desain 1. Penataan loteng pada desain 1 ini berfungsi sebagai ruang keluarga. Dengan loteng yang tidak terlalu luas desain ini tidak menggunakan banyak furnitur. Tinggi loteng yang hanya 2,9 meter ini membuat penataan serta pemilihan jenis furnitur sangat minimalis. Untuk memaksimalkan sirkulasi udara di area ini, ditambahkan jendela besar di salah satu sisinya dan menggunakan banyak rooster atau lubang udara di bagian atas.
Pemilihan warna yang digunakan pada desain loteng ini sebagian besar warna putih atau warna terang lain. Untuk memberikan kesan segar, pada backdrop TV ditambahkan warna biru segar. Desain yang mengangkat tema vintage ini pada dindingnya menggunakan batu bata ekspos bercat putih. Selain warna biru sebagai variasi, sofa puff berjumlah 2 menggunakan warna orange cerah dengan bentuk tak beraturan agar tidak memberikan kesan resmi pada ruangan.
Untuk memperkuat tema vintage pada ruangan ini, ada penambahan beberapa ornamen yang juga dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Seperti keranjang-keranjang berwarna putih pada salah satu sudutnya, dan pagar yang juga merupakan railing tangga berbahan kayu. Serta adanya tanaman hias bulat pada salah satu sudut TV untuk menambah segar suasana. Agar ruangan ini tidak terlalu berat, maka lantai yang digunakan pun tidak berbahan keramik namun menggunakan vinyl dengan warna cerah motif kayu. Agar suasana menjadi lengkap, pada area pojok diberi rak buku dengan bentuk asimetris menyerupai batang pohon dengan warna putih agar buku terlihat lebih rapi. Penggunaan cat dominan putih pada ruangan ini meliputi dinding dan plafon. Bentuk plafon ini semakin menguatkan suasana loteng sebagai ruang teratas dari sebuah rumah.
Desain 2. Pada desain 2 ini loteng difungsikan sebagai kamar tidur. Luasan loteng yang tidak terlalu besar menuntut kita untuk menggunakan furnitur yang tepat dan penataan ruang yang tepat. Pada layout ruangan ini, tempat tidur hanya berupa kasur yang diletakkan di atas lantai yang memiliki ketinggian level berbeda. Agar ruangan ini menjadi aman dan nyaman ditambahkan kisi-kisi yang menerus dari lantai hingga ke atap berbahan kayu dan besi hollow. Serta untuk memberikan kesan luas pada loteng ini, diberikan cermin pada salah satu sisi dindingnya.
Untuk material yang digunakan pada loteng ini khususnya lantai menggunakan penutup lantai berbahan vinyl agar tidak terlalu dingin karena kasur menempel langsung pada lantai. Sehingga pengguna dapat tetap hangat dan nyaman saat tidur di ruangan ini. Selain itu pemilihan material dinding juga disesuaikan baik warna maupun teksturnya.
Dinding menggunakan batu bata plester tanpa dicat, sehingga dapat senada dengan warna lantai. Pemilihan warna yang tidak terlalu beragam ini bertujuan agar ruangan terkesan lebih luas dan terang.
Pada gambar desain 2 terlihat perpaduan penggunaan material yang didominasi oleh warna-warna alam dan abu-abu. Penambahan tanaman pada salah satu sudut ruangan ini menambah kesegaran ruang sempit ini. Ketinggian atap pada ruangan ini cukup tinggi didukung dengan lubang-lubang udara pada dindingnya yang cukup banyak sehingga meskipun ruangan tidak terlalu luas namun tetap segar dengan sirkulasi udara yang lancar.
Desain 3. Pada ruang bawah tangga yang satu ini, dengan luasnya yang cukup memadai dan letaknya yang berada di belakang rumah, maka ruang sisa ini dimanfaatkan sebagai taman. Terlihat adanya penambahan berupa kursi taman sebagai fasilitas bagi penghuni untuk menikmati udara terbuka di area belakang rumah. Selain itu untuk menambah kesan sejuk diberikan kran dengan batu alam sebagai backdropnya sehingga selain dapat berfungsi sebagai hiasan, kran ini juga dapat difungsikan sebagai area bersih-bersih dan menyirami tanaman.
Pemilihan material berupa grass block sebagai pijakannya dan stepping stone membuat nuansa bawah tangga ini semakin sejuk dan asri. Elemen batu alam mendominasi finishing pada area ini. Seperti terlihat batu coral sebagai lantai untuk area kran, batu paras untuk area dinding kran dan stepping stone sebagai area pijakan taman.
Taman belakang rumah yang memanfaatkan lahan di bawah tangga ini dihiasi oleh beberapa jenis vegetasi seperti yang tampak pada gambar di atas. Ada tanaman sebagai aksen seperti palem kuning, tanaman sebagai border seperti yang terletak di sisi kiri dan kanan area kran serta tanaman bunga sebagai pemanis yang digantungkan ke tembok agar menghemat ruang. Pemilihan tanaman gantung menjadi pilihan tepat bagi taman sempit seperti contoh di atas. Pemilihan tanaman berbunga bagi taman di bawah tangga haruslah tepat, karena intensitas sinar matahari yang didapatkan tidak begitu banyak.
Tanaman bunga yang dapat digunakan antara lain seperti jenis begonia dan tanaman berdaun cantik seperti tanaman semanggi dan lili paris. Dengan pemilihan tanaman dan ornamen taman yang tepat, taman bawah tangga yang biasanya sempit dan gelap akan menjadi area sejuk yang menyegarkan mata sebagai hiasan di dalam rumah.
Desain 4. Pada desain 4 ini, penulis mengangkat pemanfaatan ruang sisa tepatnya area bawah tangga sebagai gudang penyimpanan. Telah banyak dilakukan solusi pemanfaatan ruang ini sebagai penyimpanan. Namun terkadang hanya berupa almari saja tanpa ada variasi lain yang sebenarnya masih dapat dimaksimalkan lagi untuk fungsi lain. Seperti pada desain di atas, selain sebagai tempat penyimpanan, area bawah tangga juga difungsikan sebagai rak TV yang dikombinasikan dengan rak penyimpanan. Meskipun ruangan ini memiliki dwi fungsi namun fungsi utamanya sebagai rak penyimpanan tetap maksimal dengan desain furniture kombinasi yang tepat.
Pemilihan material bernuansa kayu disesuaikan dengan tangga. Alangkah baiknya jika rak penyimpanan di bawah tangga menggunakan material yang senada dengan tangga agar terkesan menyatu. Selain pemilihan material yang senada dengan tangga, besar dan bentuk rak penyimpanan juga mendukung pemaksimalan ruangan ini. Pada desain di atas, ruangan bawah tangga tidak luas sehingga bentuk rak yang digunakan lebih banyak berbentuk segitiga dan tidak menggunakan tutup agar ruangan disebelahnya dapat berfungsi maksimal. ARCHIRA – Archsketch Cipta Inspira
ARCHIRA – Archsketch Cipta Inspira
Jl. Garuda 185B, RT 05/RW 30, Gejayan, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55283
Telp. 0274-882480
Email: archsketchstudio@gmail.com
www.arsitekarchira.com














































































