Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Aksen Eropa Sketsa Jawa Rumah Impian Timboel Raharjo

    Timboel Raharjo dan Ani Faiqoh bersama putrinya
    Ruang keluarga dengan konsep semi outdoor
    Konsep mini bar di area dapur
    Selasar yang menghubungkan semua ruang lantai dasar
    Area perpustakaan di lantai atas dan dekorasi kamar tidur anak perempuan

    Kenyamanan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mungkin harga mati bagi setiap orang dalam membangun rumah. Membangun rumah sesuai dengan karakter sang penghuni rumah merupakan dambaan setiap orang. Rumah dapat mencerminkan si penghuni, mulai dari kebiasaan, aktifitas, sampai dengan pola pikir si pemilik rumah dapat dicerminkan dalam lingkungan rumah. Perlu kecermatan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Bagaimana pola hubungan antar ruang, pernik-pernik, dan furnitur sebagai penghias ruangan dapat terkoneksi menjadi satu kesatuan karakter yang kuat. Salah satu rumah yang mencerminkan karakter penghuninya adalah hunian milik pasangan suami istri, Timboel Raharjo dan Ani Faiqoh. Pola hubungan antar ruang dibiarkan terbuka, entrance room, ruang keluarga, dan ruang makan terlihat pada satu ruangan minim pembatas dinding yang mati.

    Berawal dari sebuah passion dalam hal desain dan penataan sebuah bangunan, akhirnya pada tahun 2004 pria asli Bantul tersebut mulai mewujudkan rumah impiannya yang beralamat di Dusun Tirto, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta. Dengan konsep dan sketsa awal yang dikerjakan sendiri sesuai keinginannya, kemudian Timboel menggunakan jasa desainer arsitektur untuk menerjemahkannya ke dalam gambar kerja. Rupanya konsep rumah ala villa yang menjadi inspirasi Timboel dalam membangun huniannya. Konsep tersebut dipilih karena dapat menghadirkan nuansa rumah yang nyaman serta tentram untuk dihuni. Hal tersebut tentu dapat menjadi faktor pendukung yang sangat penting dalam menjalani kehidupan bersama anggota keluarga tercinta. “Dari awal memang ide dan konsep bangunannya dari saya sendiri, saya gambar sendiri, setelah jadi sketsa lalu saya serahkan ke arsitek yang menerjemahkannya ke dalam gambar kerja sekaligus sebagai syarat ijin bangunan. Rumah dengan open space menjadi inspirasi dalam membangun rumah ini, sehingga konsep ala villa mungkin akan sangat tepat untuk diaplikasikan,” ujar pengusaha handicraft tersebut.

    Rumah yang menjadi satu dengan area produksi kerajinan tersebut dari luar sudah nampak karakter bangunan yang kuat. Dinding pagar rumah di bangun dari potongan batu alam yang disusun dengan ketebalan beragam sehingga menghasilkan efek random nan cantik. Dinding pagar tersebut nampak kokoh dan natural bersanding dengan pintu gerbang yang dibuat berbahan kayu dilengkapi atap genteng di atasnya. Memasuki pintu gerbang tersebut, terdapat sebuah area parkir yang cukup luas dan bersanding langsung dengan area workshop. Nuansa natural turut dihadirkan pada area teras depan rumah dengan adanya vertical garden yang menghiasi dinding pagar bagian dalam, memberikan kesan sejuk di area tersebut. “Kalau untuk gaya bangunan kebetulan tahun 2004 sebelum membangun rumah ini, kami pergi ke Italia. Melihat rumah-rumah di sana cukup unik dengan dominasi batu-batu alam dan bentuknya seperti kastil. Unik juga kalau diaplikasikan untuk rumah kami nanti, kebetulan juga di wilayah Bantul sendiri merupakan daerah penghasil batu alam,” papar Ani Faiqoh menambahkan.

    Memasuki sebuah pintu gerbang dalam berukuran cukup besar yang menjadi pembatas antara area workshop dengan area rumah pribadi, terdapat sebuah entrance room dengan sebuah sofa set sebagai area untuk menerima tamu. Dinding batuan alam dengan bentuk permukaannya yang tidak monoton benar-benar menampilkan nuansa tersendiri di dalam rumah. Beberapa frame foto keluarga nampak terpajang rapi pada salah satu sisi dinding, ditambah sebuah lampu gantung kuno semakin memperkuat kesan klasik pada dekorasi ruangan. Sebuah alat musik piano klasik terletak tepat di sisi sebelah entrance room tampil sebagai pemanis desain interior.

    Masuk lebih ke dalam ruangan rumah yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 400 m² tersebut, terdapat sebuah ruang keluarga yang letaknya tepat di sisi taman dalam rumah dengan konsep semi outdoor. Dengan konsep tersebut, menjadikan area ruang keluarga memiliki sirkulasi udara yang lancar dan hawanya menjadi lebih sejuk. Sofa set bergaya minimalis menjadi fasilitas untuk bersantai di ruang keluarga tersebut sembari menonton acara televisi. Perpaduan antara dinding batuan alam dengan bata ekspos memberikan nuansa etnik nan unik di dalamnya. Sebuah meja gambar terletak pada salah satu sudut ruang tengah tersebut yang biasa digunakan Timboel untuk mengerjakan desain-desain produknya. “Selain ruang perpustakaan di lantai atas, saya biasanya juga sering mengerjakan pekerjaan saya di sini. Kalau di sini suasananya sejuk, ada kolam ikan dengan suara gemericik airnya yang membuat pikiran lebih fresh dan kadang banyak inspirasi-inspirasi terlahir di sini,” papar pria yang juga berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas seni di Jogja tersebut.

    Pada sisi lain ruang inti rumah yang mulai ditempati sejak bulan Oktober 2006 tersebut terdapat sebuah area dapur dengan konsep mini bar yang menarik, menjadi satu dengan ruang makan. Sebuah table set berbahan kayu dengan meja memanjang bergaya lawas menjadi tempat makan, berpadu dengan kursi berbahan kayu dengan desain serupa. Agar tidak terkesan monoton, pada sisi mini bar didesain bernuansa vintage dengan unsur kayu dan batu yang berpadu cantik. Pada sisi dapur berkonsep minimalis, unsur kayu juga masih nampak mendominasi pada kitchen set. Menariknya, hampir semua furnitur dan unsur kayu didesain sendiri oleh Timboel. “Karena dari awal memang semua konsep rumah saya sendiri yang membuat, jadi saya juga ingin berkreasi terhadap seluruh furnitur dan dekorasi rumah ini. Semua pintu, meja, kursi, pokoknya yang berbahan kayu saya bikin sendiri. Setiap hari kan tinggal di rumah ini, jadi ada kepuasan tersendiri saja,” papar pria dari dua anak tersebut.

    Bersebelahan dengan ruang keluarga, terdapat area kamar tidur anak perempuan dari pasangan suami istri yang menikah sejak tahun 1995 tersebut. Ruang kamar tersebut tampak simpel dengan tidak banyak aplikasi dekorasi ruangan di dalamnya. Sebuah ranjang tidur kayu berukuran king size terletak di tengah ruang kamar yang sejatinya merupakan 3 ruang yang dirombak dan dijadikan satu ruangan. Sebuah lukisan berukuran besar yang menampilkan sosok wajah cantik dari anak perempuannya tersebut nampak terpajang tepat di sisi dinding kamar tidur. “Jadi dulu kamar ini sebenarnya terbagi jadi 3. Ketika anak perempuan saya mulai masuk SMA, ia meminta ruang kamar yang lebih luas karena barang-barangnya semakin banyak juga. Akhirnya 3 ruangan dirombak dan dijadikan satu kamar. Kalau lukisan itu hasil karya dari suami saat anak saya ulang tahun ke 17. Jadi ceritanya kado ulang tahun dari bapaknya gitu,” cerita Ani menambahkan.

    Pada ujung koridor ruang tengah, terdapat sebuah area ruang tamu yang digunakan untuk menerima saudara dan juga kerabat dekat yang datang ke rumah. Nampak table set kayu bergaya klasik tertata rapi pada sudut ruangan sebagai tempat duduk dan mengobrol. Pada sisi dinding bata ekspos, terdapat sebuah karya seni dari Timboel yang menghiasi dekorasi ruangan tersebut. Sebuah seni kontemporer di atas media logam berukuran cukup besar nampak memiliki nilai seni tinggi sebagai sebuah dekorasi interior. Bersebelahan dengan ruang tamu, terdapat sebuah kamar tidur yang sejatinya merupakan kamar tidur anak laki-laki keluarga tersebut yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di Jerman. Dengan desain interiornya yang minimalis dan simpel, kamar tersebut nampak nyaman sebagai tempat beristirahat saat malam hari.

    Bagian lantai atas rumah yang memakan waktu hingga lebih dari satu tahun dalam masa pembangunannya tersebut lebih difungsikan sebagai ruang perpustakaan milik Timboel dan juga kamar tidur tamu. Berbagai jenis dan judul buku nampak tertata rapi pada rak dan etalase kayu dengan desain minimalis. “Lantai atas ini memang lebih difungsikan untuk perpustakaan dan ruang kerja saya. Kalau sudah di perpustakaan ini, saya dapat menghabiskan waktu lama. Karena profesi saya juga sebagai dosen, maka saya juga tidak pernah berhenti untuk belajar juga. Kadang istri yang sedikit marah karena saya sering lupa waktu kalau sudah di sini,” pungkas Timboel mengakhiri perbincangan. Farhan-red

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain